Sunday, December 30, 2007

Terima Kasih!

Kebalikannya tentu berlaku. Saat inti pesan kita adalah "Terima kasih", pampanglah dengan tegas.

Saya mengucapkan terima kasih atas kejutan akhir tahun yang menyenangkan.

Redaksi Ruang Baca Koran Tempo mengadakan jajak pendapat pembaca buku untuk menjawab pertanyaan: "Apakah buku fiksi dan nonfiksi terbaik menurut Anda?"

Hasilnya diterbitkan dalam Koran Tempo tanggal 30 Desember 2007, dan ternyata 7 Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint menjadi salah satu dari tiga buku nonfiksi terbaik. Kutipan dari situs Ruang Baca:

Sedangkan tiga buku nonfiksi terbaik pilihan pembaca adalah 7 Dosa Besar Penggunaan Power Point karya Isman H. Suryaman, Antologi Drama Indonesia (1895-2000) oleh Sapardi Djoko Damono et.al., dan Cherish Every Moment karya Arvan Pradiansyah.

Saat nama seorang penulis humor bersanding dalam satu kalimat bersama seorang tokoh dunia sastra dan seorang pengamat kepemimpinan, reaksi pertama yang normal adalah memeriksa lagi, "Ini nggak salah cetak, kan?"

Saat akhirnya teryakinkan, reaksi kedua adalah, "Wow!"

Baru kemudian, "Terima kasih."

Saya menulis buku ini karena sudah mengalami kedua sisi presentasi; sebagai penyaji maupun hadirin. Saya pernah melakukan ketujuh dosa besar tersebut. Lantas sebagai peserta begitu banyak presentasi, saya menyadari kesalahan-kesalahan tersebut. Ratusan jam berlalu dalam siksaan bullet point yang membosankan, atau animasi yang membuat pusing. Dan saya berpikir, "Jangan sampai orang lain perlu mengalami siksaan begini banyak sebelum akhirnya sadar: ada pilihan lain yang lebih baik."

Dan lahirlah buku ini setelah empat tahun penyusunan. Agar Anda, pembaca, tidak perlu tersiksa selama saya sebelum bisa menggebrak meja dan berkata, "Cukup! Mari kita sampaikan pesan kita dengan cara lain--tanpa membuat siapa pun yang hadir menyesal telah berada di sini." Agar Anda bisa mempraktikkan cara atau pendekatan lain terhadap presentasi. Yang membuat hadirin tertarik untuk mendengarkan.

Atau sebagai pegangan untuk menyadarkan teman-teman Anda. Karena Anda sendiri sudah tahu, namun mereka tidak mau mendengarkan Anda. Semakin banyak orang yang sadar, akan semakin menguntungkan Anda juga.

Bayangkan dunia di mana setiap kali Anda menghadiri presentasi, Anda tahu bahwa Anda akan memerhatikan dengan penuh minat. Karena tiap sesi akan jelas, informatif, dan menarik. Kita akan selalu mendapatkan hal yang baru. Kalaupun bukan informasi, kita akan mengenal sudut pandang, pendekatan, maupun pengalaman baru.

Itu bisa tercapai saat semua penyaji presentasi peduli pada hadirin. Lantas mempersiapkan materi maupun penyajian sepenuh hati.

Yang perlu Anda siapkan adalah kepedulian itu. Lantas buku ini akan membantu Anda untuk menyampaikannya. Visi itulah yang saya bayangkan dalam menyusun 7 Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint.

Saya berterima kasih karena hasil jajak pendapat Ruang Baca Koran Tempo menunjukkan bahwa banyak pembaca yang juga berpikiran serupa. Itu sangat melegakan.

Mari kita wujudkan dunia di mana presentasi adalah sesuatu yang menarik dan mengasikkan--baik bagi penyaji maupun pesertanya.

Dua Kata yang Perlu Dijauhkan Dari Slide Penutup

Adalah "Terima kasih".

Kecuali, kalau presentasi kita memang intinya adalah "Terima kasih". Menyampaikan apresiasi pada rekan kerja di kantor, misalnya. Namun, saat bukan, jauhkan dua kata ini dari slide. Terutama dari slide penutup. Karena tulisan salah tempat itu akan melemahkan inti pesan kita.

Cukup ucapkan saja. Namun, jangan tempelkan di slide. Slide penutup itu akan terus membekas dalam benak hadirin saat mereka pulang. Sayang sekali kalau mereka hanya mengingat: "Terima kasih" alih-alih "Tulislah setiap ide yang muncul!" (sebagai contoh).

Gunakanlah slide penutup untuk menyampaikan inti pesan kita yang terkuat.

Tuesday, December 25, 2007

Orang Pintar, Terdengar Bodoh

Jangan sampai terjadi pada kita. Hilangkan kebiasaan mengucapkan kata-kata kosong. Misalnya: "Eum..." atau "Apa namanya..."

Dalam sebuah seminar nasional, seorang ahli telekomunikasi sempat berkata seperti ini, "Jadi, apa namanya... Wimax itu tidak, apa namanya... lebih cepat daripada, apa namanya... Wi-fi. Wimax itu hanya, apa namanya... lebih luas jangkauannya karena menggunakan teknologi, apa namanya... microwave."

Sangat mengganggu.

Hilangkan kata-kata kosong. Jika kita perlu waktu untuk berpikir, gunakanlah jeda. Atau ajaklah hadirin untuk berpartisipasi mengajukan jawaban.

Di Amerika Serikat, salah satu contoh kata kosong ini adalah "like". Saking parahnya, sampai Academy of Linguistic Awareness membuat iklan layanan masyarakat berikut ini.


Tidak mau terdengar bodoh? Berhentilah mengucapkan "like" (secara berlebihan).


(Saya rasa kita juga perlu mengobarkan kampanye serupa untuk melawan penyalahgunaan "secara".)

_____________________

Terima kasih pada Eko untuk menunjukkan URL gambar di atas.