Monday, November 5, 2007

Tanya Jawab: Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint #6?

Tanya (via Forum): Mengapa mengukur lamanya presentasi berdasarkan jumlah slide adalah Dosa Besar? Biasanya, setiap slide yang saya buat akan saya tambahkan juga sebuah narasi yang harus dibaca jadi saya bisa menghitung lamanya waktu presentasi tersebut.


Jawab: Seperti saya ungkapkan dalam buku Tujuh Dosa Besar (Penggunaan) PowerPoint, "Dosa Besar" adalah istilah yang saya gunakan untuk mengacu kesalahkaprahan dalam praktik presentasi. Bisa jadi yang Mas lakukan memang bukan Dosa Besar #6. Karena ada garis halus antara "mengetahui secara naluriah berapa lama waktu membawakan keseluruhan presentasi" dan "menyamaratakan waktu pembacaan seluruh slide". Yang salah kaprah adalah yang kedua, bukan yang pertama.

Gambarannya begini: Guy Kawasaki menggunakan praktik 10/20: 10 slide yang disajikan tidak lebih dari 20 menit. Tapi, ia tidak menyajikan masing-masing slide secara saklek harus 2 menit. Bagian yang singkat ia bicarakan pendek saja. Yang perlu detail akan ia bahas lebih panjang. Ini adalah praktik umum.

Namun, jika kita menyamaratakan bahwa, "Ah, tiap slide paling kubacakan lima menit saja." Jadi untuk presentasi 2 jam, kita selalu membawakan 120/5 = 24 slide. Setengah jam selalu 30/5 = 6 slide. Dan seterusnya. Ini yang salah kaprah. Karena kita jadi terpaksa memanjang-manjangkan pembahasan poin/pesan yang sudah dipahami oleh hadirin. Atau sebaliknya, memburu-buru waktu dengan mempercepat pembahasan satu slide yang terlalu berjubel informasi, jadinya hadirin nggak sempat menangkap inti pesan kita.

Bayangkan saja misalnya saya sedang berbicara mengenai teknik penulisan. Lantas sampai pada slide analogi berikut yang menjelaskan pencarian inspirasi.


"Genggamlah inspirasi bagaikan peselancar mencari ombak: raihlah yang ada, jangan hanya menunggu yang besar. Tak jarang, ombak kecil justru berujung menjadi besar dan hebat. Uh... hmm, baru semenit, ya? Ngomong apa lagi--ah, iya, celana pria di gambar itu bagus, ya? Aku pengin beli yang seperti itu, tapi nyarinya susah da--lho, kok pada tidur?"


Anda mungkin tertawa, "Masa sih ada yang kayak gitu?"

Jangan salah. Banyak yang berlaku seperti itu. Ciri-cirinya mudah: mereka membahas poin-poin slide seakan membaca kata per kata. Lantas berusaha menjelaskannya lebih lanjut, dengan mengulang kata-kata itu. Atau malah menerangkan sesuatu yang sama sekali tidak berhubungan. Intinya: mereka memanjang-manjangkan berbicara karena berasumsi bahwa kira-kira satu slide harus dibacakan beberapa menit.

Dosa Besar #6 ini memang paling sering terjadi pada orang-orang yang bikin presentasi sembarang, lalu tidak melatih penyampaiannya terlebih dahulu. Lebih parah lagi jika presentasi itu pun bukan mereka sendiri yang buat.

Ubahlah kebiasaan buruk ini, demi kepentingan hadirin kita juga.

Cara paling mudah menghindari salah praktik ini sederhana saja: susun sendiri presentasi kita dan latihlah penyampaiannya. Saat kita mencoba menyajikan presentasi yang sudah kita susun terlebih dahulu, otomatis kita jadi tahu: mana yang perlu kita tekankan, mana yang cukup dibahas selintas. Bahkan kita bisa menyadari beberapa rangkaian logika yang tidak alami. Sering kali saat menyusun, kita salah membayangkan cara penyampaiannya.


Singkatnya:
----------------
  1. Salah kaprah dalam Dosa Besar #6 menyangkut pelaku yang menyamaratakan waktu penyajian slide. Bukan yang dapat mengukur secara alamiah berapa lama presentasinya. Panduannya: jika kita tahu mana slide yang harus disajikan secara cepat dan mana yang perlu dibahas lebih lama, itu bukan salah praktik. Tapi kalau cara penyampaian kita sampai didikte oleh asumsi sama rata (contoh: tiap slide tiga menit, lah) kita sendiri, itulah yang salah kaprah.

  2. Susunlah sendiri materi presentasi kita. Lantas latihlah menyampaikan presentasi tersebut secara utuh. Itu akan membantu kita menghindari Dosa Besar #6.

No comments: